STORI HITS – Di era digital yang terus berkembang, jejak digital menjadi salah satu aspek penting yang membentuk identitas individu dan kolektif.
Setiap kali kita mengunggah foto, membagikan pendapat, atau sekadar menyukai konten di media sosial, kita meninggalkan ‘sidik jari’ virtual yang dapat diakses dan dianalisis oleh dunia.
Jejak digital bukan sekadar kumpulan data; ia adalah cerminan siapa kita di dunia maya, dan semakin hari, pengaruhnya terhadap masa depan kita menjadi semakin besar.
Media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, TiktokĀ hingga LinkedIn telah menjadi tempat di mana kita bisa menunjukkan sisi terbaik diri kita.
Dari unggahan pekerjaan hingga momen personal, semuanya membentuk narasi tentang siapa kita di mata publik.
Namun, perlu diingat, apa yang kita tampilkan di dunia maya tidak hanya dinikmati oleh teman atau pengikut kita, tetapi juga dapat diakses oleh perusahaan, pemerintah, bahkan pihak asing.
Jejak digital ini kerap menjadi parameter dalam dunia profesional. Banyak perusahaan kini memanfaatkan informasi digital calon karyawannya sebelum memutuskan untuk merekrut.
Unggahan yang positif dan konstruktif dapat membuka peluang karier, sementara konten negatif atau kontroversial dapat menjadi batu sandungan.
Di masa depan, jejak digital akan semakin penting. Teknologi kecerdasan buatan dan analitik data terus berkembang, memungkinkan informasi yang kita tinggalkan di internet diolah menjadi prediksi tentang perilaku, preferensi, bahkan potensi kita.
Sebagai contoh, universitas di masa depan mungkin akan mempertimbangkan jejak digital calon mahasiswanya sebagai bagian dari proses penerimaan.